BANGKITKAN SEMANGAT WUJUDKAN MERDEKA BELAJAR-HARI GURU NASIONAL 2020

Ø  Perayaan Hari Guru Nasional tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun yang sudah lewat. Pada tahun-tahun yang sudah lewat euforia perayaan sungguh terasa oleh sukacita dan kegembiraan kehadiran seluruh peserta didik, bukan hanya guru dan pegawai saja. Tahun ini menyodorkan pemandangan lain seolah-olah kita tidak sedang bersama di jalan pendidikan ini. Ya, pandemi Covid 19 mengharuskan kita untuk tidak bersatu lagi secara fisik dalam ruang dan waktu yang sama.

Ø  Sembilan puluh lima persen perjalanan/ziarah pendidikan kita di tahun 2020 ini berada di tengah pandemi Covid 19. Tepatnya 20 Maret 2020 kita resmi berpisah dengan pembelajaran tatap muka. Sejak saat itu, kita seolah-olah sedang berada di persimpangan jalan, hendak ke mana kita pergi. Kita tidak tahu akan seperti apa model pembelajaran selanjutnya. Sejak saat itu sebuah beban berat mulai terasa dalam diri saya sebagai pimpinan lembaga ini. Hal yang sama juga saya yakin dirasakan oleh bapa ibu guru dan para pegawai. Kita harus memulai sebuah yang baru yang bernama pembelajaran jarak jauh, tanpa bekal sedikitpun. Mau tidak mau dengan semua hal yang serba terbatas kita harus memulai meskipun kita dihadapkan dengan dilema: memperhatikan protokol kesehatan tanpa mengabaikan hak mendapatkan pendidikan yang memadai bagi siswa/i.

Ø  Ibarat bayi yang baru mulai merangkak, kita semua dalam serba terbatas coba mencari dan menermukan bentuk atau model pembelajaran jarak jauh yang bisa menyapa siswa/i kita. Kita semua sungguh merasakan kesulitan awal yang kita temui baik di kalangan siswa maupun di kalangan guru. Sebut saja: sarana pendukung yang tidak memadai, sumber daya manusia yang tidak mendukung.

Ø  Di tengah situasi dan kondisi yang demikian sulit ternyata nyali kita sebagai pendidik tidak ciut. Berbagai daya upaya ditempuh. Ini semua hanya bisa terjadi karena kita memiliki semangat tanggung jawab terhadap tugas kita yang utama yakni menjadi guru/pendidik. Semangat tanggung jawab ini nyata dalam beberapa upaya seperti melengkapi sarana yang kurang mendukung (HP Android), belajar bersama dalam wadah/rumpun mata pelajaran mencari bentuk dan metode yang cocok. Dalam perjalanan itu kita belajar dan menemukan banyak hal tentang  proses yang kita lewati.

Ø  Dalam perjalanan bersama ini saya menemukan ada beberapa kelompok/tipe pendidik yang muncul. Ada tipe pendidik yang merasa beruntung dengan metode pembelajaran jarak jauh ini. Ia merasa diasa, ditempah untuk mencari dan menemukan bentuk dan metode pembelajaran yang baru. Dia berusaha, berjuang agar peserta didik tidak merasa tertinggal pengetahuan/materi pelajaran. Dia berusaha mencari dan menemukan video pembelajaran yang menarik dan menggugah siswa. Ada tipe pendidik yang merasa berat/susah dengan model pembelajaran yang baru ini. Ia merasa apa yang ia miliki selama ini sudah cukup karena itu tidak perlu lagi mencari dan menemukan bentuk atau metode yang baru. Apalagi tuntutan sangat berat harus online. Saya sudah in dengan bentuk atau metode yang biasa selama ini. Mungkin usia kami sangat tidak mendukung untuk belajar lebih dalam lagi, biar apa yang ada saja.

 Menjadi guru di masa Pandemi dituntut kemampuan lebih, kita harus bisa bertindak out of the box, keluar dari kelaziman/kebiasaan, bukan berarti yang buruk. Selama ini kita nyaman dengan model atau metode yang kita terapkan. Saat ini kita harus tampil beda, tampil dengan bentuk dan model yang baru yakni menjawabi kebutuhan peserta didik yang hanya berjumpah secara virtual dengan kita.

Pada kesempatan ini saya perlu meneruskan poin-poin penting sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadim Makarim pada peringatan Hari Guru Nasional 2020:

 

v  Pandemi Covid 19 membuat kita tidak nyaman dan tidak berdaya, namun kita tetap bangkit dan berjuang demi keberlanjutan pembelajaran anak-anak kita walau penuh keterbatasan

 

v  Semua insan pendidikan hendaknya menjadikan situasi pandemi ini sebagai laboratorium bersama untuk menempah mental pantang menyerah dan mengembangkan budaya inovasi

 

v  Sikap-sikap positif seperti: pantang menyerah, gotong royong adalah sebuah keteladanan untuk anak-anak kita, murid-murid kita, para penerus bangsa.

 

v  Semua bentuk dan metode pembelajaran yang diterapkan demi menjangkau semua peserta didik menjadi bukti bahwa kita semua adalah pewaris para pejuang yang tidak mau menyerah dengan keadaan. Teruslah belajar, berbagi dan berkolaborasi.

 

v  Kementerian pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan sejumlah program dan  kebijakan selama pandemi sebagai bukti keberpihakan kepada guru dan sistem pembelajaran bagi peserta didik dalam berbagi macam bentuk bantuan.